Jakarta (30/5) — Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso, mengajak umat Islam, khususnya warga LDII, untuk terus meningkatkan semangat berkurban pada Idul Adha tahun ini. Menurutnya, ibadah kurban tidak hanya memiliki dimensi spiritual sebagai bentuk ketakwaan kepada Allah, tetapi juga membawa dampak sosial dan ekonomi yang besar.
“Kurban merupakan wujud ketakwaan kepada Allah, mengikuti keteladanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Sekaligus menjadi sarana membangun kekuatan sosial dan kepedulian antar sesama,” ujar KH Chriswanto.
KH Chriswanto menekankan bahwa ibadah kurban mencerminkan kesalehan individu sekaligus menjadi medium untuk meningkatkan kesalehan sosial. Melalui kurban, umat Islam menunjukkan kepedulian kepada sesama.
“Kurban menjadi ladang pahala dan sarana berbagi. Warga bisa memberi tanpa pamrih dan yang menerima merasakan kebahagiaan. Ini membangun kekuatan sosial yang luar biasa,” tambahnya.
Ia juga menyoroti pentingnya kurban dalam mendukung sektor ekonomi, khususnya peternakan dan perdagangan. Kurban mampu memutar ekonomi para peternak, pedagang, dan pekerja distribusi hewan kurban, terlebih di tengah kondisi global yang menantang.
“Di tengah kondisi ekonomi global yang belum stabil, ibadah kurban mampu menggerakkan ekonomi para peternak, pedagang, distributor, hingga pekerja yang terlibat dalam distribusi hewan kurban,” jelasnya.
Menurut alumni ITS dan Newcastle University ini, pembagian daging kurban juga berdampak positif pada peningkatan asupan gizi masyarakat. Ini turut mendukung program pemerintah dalam pencegahan stunting yang sedang digencarkan.
KH Chriswanto mengapresiasi kebiasaan menabung untuk kurban yang telah menjadi budaya di lingkungan LDII. Ia menjelaskan bahwa setiap pengajian di majelis taklim LDII, panitia kurban menawarkan tabungan kurban secara sukarela.
“Meski kecil, karena dilakukan rutin dan istiqamah, hasilnya bisa besar. Inilah keunikan metode kurban warga LDII,” ujarnya.
Dengan sistem menabung dan patungan tersebut, warga LDII dapat berkurban secara berkelanjutan. Untuk Idul Adha 1446 H ini, DPP LDII mengusung tema: “Ikhlas Berkurban, Ikhlas Berbagi.”
KH Chriswanto optimistis, ketulusan dan ketakwaan yang tumbuh dari semangat berkurban akan berdampak besar bagi umat dan bangsa. Ia menutup pesannya dengan mengutip hadits Nabi SAW:
“Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.”
Data internal DPP LDII mencatat lonjakan signifikan jumlah hewan kurban dari tahun ke tahun:
“Kami berharap pada 2025 jumlahnya dapat meningkat 10 hingga 20 persen,” harap KH Chriswanto.
Sementara itu, Ketua DPD LDII Kabupaten Paser, Ahmad Ghozali, M.Pd turut menyampaikan pesan tentang makna mendalam dari ibadah kurban. Menurutnya, kurban bukan hanya soal ritual, melainkan proses spiritual yang membentuk karakter mukmin sejati.
“Ibadah menyembelih hewan kurban mengajarkan kita untuk melepaskan ego, menundukkan hawa nafsu, dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada perintah Allah. Di balik prosesi ini, ada latihan jiwa bagi orang beriman untuk tidak terikat pada hal-hal duniawi dan siap berbagi kepada sesama,” tuturnya.
Ia menambahkan, semangat kurban melahirkan kepedulian sosial yang kuat dalam masyarakat.
“Kurban adalah simbol bahwa seorang mukmin tidak hidup untuk dirinya sendiri. Ia belajar memberi, membantu, dan menyatu dengan penderitaan orang lain. Inilah hikmah agung yang menjadikan ibadah kurban sebagai sarana membangun masyarakat yang beriman, bertakwa, dan berperadaban,” pungkasnya.
Web LDII Seluruh indonesia:
DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Bangka-belitung, Paser, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Cilincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, Bekasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepulauan-riau, Bogor, Kediri, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majalengka, Maluku, Maluku-utara, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako Spn, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng
No Comments